Mengenal Para Imam Masjidil Haram ( Bagian 6)

SHEIKH MAHER AL MUAYQILI

Sahabat HMB yang merindukan Baitullah, kembali ke rangkaian biografi singkat Imam di Masjidil Haram. Kali ini kita akan mengenal lebih banyak mengenai Sheikh Maher Al Muayqili

Maher bin Hamad Al Muayqili ( lengkapnya Maher Ibn Hamad Ibn Al Mueaql Muayqili Al Baloui ) lahir di Madinah pada tanggal 7 Januari 1969, adalah Imam Masjidil Haram di kota suci Mekkah, Arab Saudi dan seorang pembaca Al-Qur’an yang terkenal.

Kehidupan Pribadi

Sheikh terkenal ini diberi nama Al-Mua’iqly karena ayahnya berasal dari kafilah Balwa. Ibunya, Sa’imah binti Mahmud as-Sisi berasal dari kafilah Hijazi dari Madinah. Awalnya kedua orang tua beliau berasal dari kota Yanbu, kemudian pindah ke Madinah dan dia lahir di sana juga.

Sheikh menikah dan memiliki empat anak: dua laki-laki dan dua perempuan.

Pendidikan

Pada masa mudanya, dia adalah seorang siswa jurusan Matematika yang sangat cerdas dan segera setelah dia menyelesaikan Pendidikan Tinggi, dia mulai mengajar Matematika juga. Kemudian dia ditempatkan di Mekkah di sekolah ‘Balat Ashohada’.

Dia menghafal seluruh Qur’an di Madinah dan dia diajarkan di kelas banyak ulama yang dihormati di seluruh dunia di Madinah. Dia memulai karir sebagai Sheikh di bagian utara Kerajaan Saudia.

Dia diajarkan extensivley dalam matematika sampai dia mulai mengajar juga. Pada tahun 2004, Maher Al Muayqili mendapat gelar Master di jurusan Syariah dari Universitas Umm Al Qura. Sementara dia juga adalah dosen di Fakultas Syariah dan Ilmu Pengetahuan Islam.

Sheikh Maher Al Muayqili

Sheikh Maher Al Muayqili

Karier

Dia kembali ke Mekkah pada tahun 2004 dan mulai berkhotbah dan menjadiimam di Masjid Al-Balaat. Sampai akhirnya beliau dicintai oleh jamaahna, lalu dipilih untuk menjadi penasihat Pangeran Abdul-Majid di Mekkah.

Dia mulai mengajar Qur’an di Mekkah sebelum mulai mengajar di Universitas Raja Abdullah Saud. Dia dijanjikan sebelum Ramadhan bahwa dia akan memimpin shalat tarawih di Madinah untuk tahun 2005 dan 2006, jadi dia menyetujuinya.

Pada 1427 Hijriah setelah Ramadhan suaranya menjadi terkenal di sekitar Mekkah dan Madinah.

Dia telah memimpin shalat di masjid agung di Madinah yang dikenal sebagai Masjid an-Nabawi. Dia  memimpin sholat tarawih pada tahun 2005-2006. Kemudian diangkat menjadi Imam di Masjidil Haram, Makkah pada tahun 2007. Sejak itu dia memimpin tarawih bersama Sheikh Abdullah Awad Al Juhany.

Pada bulan Ramadhan 2015 ia dan Sheikh Sudais memimpin shalat secara berpasangan. Pada 2016, ia memimpin Tarawih bersama Sheikh Khalid Al Ghmadi dan Sheikh Abdullah Awad Al Juhany.

Sheikh Maher diangkat sebagai Khateeb dari Masjid Al Haram di bulan Ramadhan 2016/1437 setelah sebuah dekrit kerajaan dikeluarkan oleh Raja Salman. Dia menyampaikan Khutbah pertamanya di Masjid Al Haram pada 15 Juli 2016.

Ada stasiun TV satelit bernama Al Arabab dengan namanya menampilkan resitalnya. Karena beliau membaca Al Qur’an dengan indah juga seorang imam terkenal.

https://www.youtube.com/watch?v=a81Fpfmo7qo

Sebuah pesan yang sangat indah dari Sheikh Maher dapat kita renungkan di bawah ini:

Kenapa Seorang Mayit Memilih “BERSEDEKAH” Jika Bisa Kembali Hidup ke Dunia?

Sebagaimana firman Allah:

رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ

“Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda [kematian]ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah…” {QS. Al Munafiqun: 10}

Kenapa dia tidak mengatakan,
“Maka aku dapat melaksanakan umroh” atau
“Maka aku dapat melakukan sholat atau puasa” dll?

Berkata para ulama,
Tidaklah seorang mayit menyebutkan “sedekah” kecuali karena dia melihat besarnya pahala dan imbas baiknya setelah dia meninggal…

Maka, perbanyaklah bersedekah, karena seorang mukmin akan berada dibawah naungan sedekahnnya…

Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda,

“Setiap orang akan berada di bawah naungan sedekahnya, hingga diputuskan perkara-perkara di antara manusia.” (HR. Ahmad)

Dan, bersedekah-lah atas nama orang-orang yang sudah meninggal diantara kalian, karena sesungguhnya mereka sangat berharap kembali ke dunia untuk bisa bersedekah dan beramal shalih, maka wujudkanlah harapan mereka…

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian dia mengatakan,

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Ibuku tiba-tiba saja meninggal dunia dan tidak sempat menyampaikan wasiat padaku. Seandainya dia ingin menyampaikan wasiat, pasti dia akan mewasiatkan agar bersedekah untuknya. Apakah Ibuku akan mendapat pahala jika aku bersedekah untuknya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya”. (HR. Bukhari & Muslim)

Dan, biasakan diri kita, untuk bersedekah dan ajarkan orang orang yang dekat dengan kita untuk melakukan hal yang sama

adapun sedekah yang “paling sederhana” saat ini adalah, jadi lah jalan bagi saudara, teman teman atau orang lain untuk berbuat ma’ruf dan mencegah terjadinya perbuatan munkar di sekitar kita, walaupun hanya dalam bentuk ucapan, karena setiap amal baik yang kita lakukan itu merupakan pahala dzariyah bagi kita yang kelak akan menjadi naungan kita di alam kubur dan di akherat kelak.

Wallahu bish showab wal musta’an!