Apa Yang Harus Kita Lakukan Sepulang Umroh?
Sahabat HMB sering kita mendengar orang mengucapkan “semoga umroh atau haji-nya mabrur ya”. Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Seperti apa sebenarnya haji mabrur itu? Penasaran kan? Yuk simak!
Sahabat HMB, siapapun orangnya yang melaksanakan ibadah Haji atau Umroh. Pasti ingin Haji dan Umroh-nya mabrur. Mabrur artinya diterima oleh Allah SWT. Siapapun orangnya yang ketika berhaji berumroh mabrur balasannya disebutkan oleh Nabi kita Muhammad SAW, “Haji Mabrur itu tidak ada balasan baginya kecuali surga”.
Siapa orang yang tidak menginginkan syurga? Terus seperti apakah Haji yang mabrur itu? Adalah beliau Hasan Al Basri, seorang ulama yang pernah ditanya tentang Haji yang mabrur itu. Beliau mengatakan :
“Haji mabrur adalah Hajinya orang-orang yang pada saat dia kembali ke kampung halamannya, kembali ke tanah airnya, jadi orang yang dia menyebutnya sebagai sosok yang zahidun fiddunya rohibun fil akhiroh”.
Yang secara bahasa artinya orang yang zuhud terhadap dunia dan orang yang punya rasa cinta dan rindu kepada akhirat. Itulah pengertian zahidun fiddunya rohibun fil akhiroh. Dan inilah pengertian orang yang hajinya orang yang umrohnya mabrur di sisi Allah SWT. Artinya sahabat Rihaal, ibadah haji dan ibadah Umroh itu sejatinya adalah ibadah yang mendidik jiwa manusia serta mendidik jiwa siapapun menjadi jiwa yang zuhud kepada dunia dan cinta serta rindu kepada akhirat. Inilah makna dan tujuan daripada melaksanakan ibadah Umroh atau ibadah Haji. Kita menjadi orang yang zuhud, menjadi orang yang rahibah, menjadi orang yang cinta kepada akhirat yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk menjadikan apapun yang ada dalam hidup kita yang mempunyai nilai akhirat. Dunia bukan lagi untuk dunia, tetapi dunia untuk akhirat.
Tentang ini ada satu pelajaran berharga yang itu kita bisa temukan di Tanah Suci. Kenapa kemudian kita harus menjadi pribadi yang zuhud terhadap dunia dan cinta terhadap akhirat. Alkisah ada suami isteri jamaah Haji yang dia bisa juga jamaah umroh yang tempatnya katakanlah di Misfalah kira-kira 1 km dari Masjidil Haram. Berangkat ke Masjidil Haram jam 9 pagi ketika ditanya mau kemana? Jawabnya mau dzuhuran di Masjidil Haram. Berangkatlah kedua beliau ini jam 9 untuk sholat Dzuhur ke Masjidil Haram. Tapi semua kita tahu bahwa siapapun yang berangkat ke Masjidil Haram pasti akan melewati pertokoan. Nah disinilah masalahnya. Disetiap toko kedua beliau ini mampir, mampir, mampir, kita bisa pastikan pada saat adzan Dzuhur berkumandang, keduanya belum sampai. Mengapa belum sampai? Ini gambaran karena hatinya masih cinta kepada dunia. Orang-orang yang hatinya masih cinta kepada dunia hampir bisa dipastikan hidupnya tidak akan pernah sampai. Hidupnya tidak akan pernah sampai.
MasyaAllah. Bagus sx penjelasannya. Sangat mencerahkan. Semoga kita semua yang sudah berangkst Umrah dan Haji mendapat predikat Mabrur di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Aamiin Allahumma Aamiin.
Aamiiin…
[…] perlu sobat persiapkan sebelum berangkat menuju Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji ataupun umr0h. Tiga poin tersebut […]